12/08/2015

Pengertian Media Dalam Pembelajaran

           Pengertian Media Dalam Pembelajaran 
Media dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran media di mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, lebih ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (وسلئلم) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu yang mengatur hubungan yang efektif antara dua dan isi pengajaran.[1]

Pengertian Metode Question Student Have

Pengertian Metode Question Student Have  
Metode Question Student Have adalah metode yang  digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah tekhnik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.
            Adapun Langkah-Langkah pelaksanaan pembelajaran Question Student Have  adalah sebagai berikut:

Sejarah Microsoft

 Sejarah Microsoft
Perjalanan sejarah perusahaan microsoft dimulai pada tahun 1975, yang mana perusahaan terbesar  di dunia dalam hal  perangkat lunak ini didirikan oleh William Gates ( lahir di Seattle tanggal 28 Oktober 1955). Bill Gates dikenal atau selalu diasosiasikan dengan Microsoft.
Melejitnya Microsoft dimulai dengan berhasilnya Bill Gates membuat bahasa BASIC untuk komputer Altair 8800 yang berupa kit dan digemari oleh banyak tukang  pengguna komputer saat itu. Mungkin tidak ada Microsoft jika bahasa BASIC tidak berhasil dikembangkan di komputer Altair tersebut.

11/25/2015

Hakikat Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran



     Hakikat Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
Lingkungan merupana tempat kehidupan seorang anak. Dalam lingkungan tersebut karakter anak berbeda-beda ada yang baik dan ada yang tidak baik. Jika pergaulan tersebut dengan lingkungan yang baik maka pengaruh yang diperoleh juga baik, sebaliknya jika anak bergaul dengan lingkungan yang tidak baik akhlaknya, maka pengaruh yang diperoleh tidak baik.
Oleh karena itu, tingkah laku anak yang sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Dalam kaitan ini Dr. Mansur, M.A mangatakan bahwa :
Akhlak anak sangat dipengaruhi oleh faktor lingkunga dimana ia hidup, khusus dimasa-masa awal pendidikan awal pendidikan dan pembinaan anak dalam keluarga-keluarga dapat dianggap sebagai faktor paling penting dalam memberikan pengaruh terhadap kepribadian anak.[1] 

Pendayagunaan Lingkungan Sebagai Media Dalam Pembelajaran




   Pendayagunaan Lingkungan Sebagai Media Dalam Pembelajaran
Lingkungan dapat digunakan sebagai media dalam peembelajaran Aqidah Akhlak bagi anak yang bertempat tinggal di dalam lingkungan tersebut.
Anak hidup dalam lingkungan alam dan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan alam terdapat berbagai macam benda, seperti gunung, laut, bintang, matahari, bulan dan benda lainnya. Adapun cara yang ditempuh, untuk menggunakan lingkungan terebut sebagai media dalam pembelajaran aqidah akhlak yaitu dengan cara mengajak anak untuk mengamati benda tersebut. Sehingga anak mengetahui begitu indahnya ciptaan Allah. Dari pengamatan tersebut anak dapat memperoleh pendidikan.

Fungsi Lingkungan Sebagai Media Dalam Pembelajaran



Fungsi Lingkungan Sebagai Media Dalam Pembelajaran

Lingkungan merupakan salah satu pusat pendidikan bagi seorang anak, melalui interaksi sosial yang terjadi di lingkungan tersebut. Dengan adanya interaksi maka nilai dan norma yang ada dalam masyarakat tersebut akan mempengaruhi kepribadian anak.
Begitu juga dengan lingkungan alam, peserta didik dapat mengamati benda-benda yang terdapat di lingkungan sekitar. Lingkungan termasuk juga masyarakat yang berdomisili di suatu wilayah tertentu mempunyai nilai-nilai dan norma-norma yang harus di ikuti oleh setiap anggota kelompok sosial yang bersangkutan. Salah satu norma yang selalu melekat pada masyarakat adalah norma agama.

Hakikat Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran



 Hakikat Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran

Dalam kegiatan pendidikan, kita melihat adanya unsur pergaulan dan unsur lingkungan yang keduanya tidak terpisahkan. Pergaulan merupakan unsur lingkungan yang turut serta mendidik seseorang, pergaulan semacam itu dapat terjadi dalam keluarga, berkumpul dengan teman-teman sebaya, dan bertempat tinggal dalam suatu lingkungan kebersamaan dikota maupun di desa dan dimana saja.
Zakiah daradjad mengatakan lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak. Sejauh manakah seseorang berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya pendidikan kepadanya.[1] Pendidikan yang sangat mudah didapatkan yaitu melalui lingkungan sosial.

10/30/2015

Usaha Orang Tua terhadap Pembinaan Akhlak Anak dalam Keluarga

           Usaha Orang Tua terhadap Pembinaan Akhlak Anak dalam Keluarga
Dalam era saat ini diperlukan adanya reorientasi terhadap perubahan- perubahan yang terjadi baik di Indonesia maupun diluar negeri, sehingga dalam dunia pendidikan perlunya penekanan tenaga didik yang dibekali dengan aneka ragam pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.  Perlu suatu upaya yang harus di waspadai serta diawasi pengaruh dari pada era global. Hal ini menjadi sangat penting bagi anak didik yang hidup dalam era saat ini (era globalisasi) yang menuntut keterbukaan dan kelenturan dalam pemikiran serta kemampuan memecahkan masalah- masalah non rutin secara kretatif dan kritis.

Faktor yang Mempengaruhi Akhlak Anak dalam Keluarga

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Akhlak Anak dalam Keluarga
Kehadiran anak di tengah-tengah keluarga merupakan tanggung jawab orang tua pertama sekali kepada Allah SWT, kerena anak merupakan amanah yang dipercayakan kepada orang tua, kewajiban orang tua mendidik anaknya sesuai dengan perintah Allah, yaitu membentuk manusia yang bertaqwa dengan meluruskan aqidahnya, dan perintah menyuruh anak untuk membiasakan mengerjakan shalat.
Oleh karena itu pendidikan dan pengajaran yang dimulai anak sejak kecil turut menentukan sikap dan perbuatanya di masa mendatang.  Pendidikan agama Islam merupakan salah satu pembentukan jati diri dalam kehidupan anak, pendidikan agama Islam ditanamkan melalui bimbingan dan pengarahan yang sifatnya kontinu agar terbentuk nilai-nilai moral dalam setiap prilakunya, baik pendidikan agama oleh orang tua dalam lingkungan keluarga, maupun pendidikan yang diberikan oleh guru dalam lingkungan sekolah serta masyarakat dimana ia hidup. Dalam Islam keluarga bertanggung jawab terhadap pendidikan anak hal ini dapat di lihat dalam firman Allah:

Dasar dan Pola Pembinaan Akhlak dalam Keluarga

Dasar dan Pola Pembinaan Akhlak dalam Keluarga
Dasar pembinaan akhlak tidak terlepas dari Al-Qur’an dan Al – Hadits yang memberi pandangan dan mengacu kepada kehidupan dunia ini, maka dasarnya harus memberi petunjuk kepada pendidikan Islam. Pendidikan tidak mungkin dapat di bicara tanpa mengambil Al-Qur’an sebagai rujukannya. Tiga sumber ini harus digunakan secara hirarki Al-Qur’an harus didahulukan   dalam pembinaan akhlak. Apabila suatu ajaran atau penjelasannya tidak ditemukan di dalam Al-Qur'an, maka harus dicari di dalam sunnah. Apa bila tidak ditemukan di dalam keduanya, barulah digunakan ijtihad"[1]

Tujuan Pembinaan Akhlak Anak dalam Keluarga

Pengertian dan Tujuan Pembinaan Akhlak Anak dalam Keluarga
1.      Pengertian Akhlak Anak dalam Keluarga
Ada   dua   pendekatan   untuk   mendefenisikan   akhlak,   yaitu   pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Secara etimologi “ akhlak ( اْ خلا ق ), berasal dari mufradadnya khuluk (خلا ق) yang berarti budi pekerti”.[1] Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia akhlak berarti ”budi pekerti, kelakuan, watak, pengetahuan berkaitan kelakuan tingkah laku manusia dan sebagainya, baik atau jahat.”[2] Sedangkan menurut istilah adalah ”segala tingkah laku perbuatan yang telah menjadi adat kebiasaan yang di terima dalam masyarakat.”[3] Menurut Ahmad Muhammad Al-Hufy, “Akhlak adalah a’zimah (kemauan) yang kuat tentang sesuatu yang dilakukan berulang-ulang, sehingga menjadi adat kebiasaan (membudaya) yang mengarah kepada kebaikan dan keburukan”. [4]

MASYARAKAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA

BAB II

MASYARAKAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA


A. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama 
   I. Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar pendidikan agama Islam adalah Al-Qur’an yang memberi pandangan hidup bagi manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat, maka Al-Qur'an memberi petunjuk bagi pendidikan Islam. Pendidikan tidak mungkin dapat di bicara tanpa mengambil Al-Qur’an sebagai rujukannya. Tiga sumber yang harus digunakan secara hirarkis, yaitu Al-Qur'an, Al-Hadits dan Ijmak, namun Al-Qur’an harus didahulukan. Apabila suatu ajaran atau penjelasannya tidak ditemukan di dalam Al-Qur’an, maka harus dicari di dalam Sunnah, apabila tidak juga ditemukan di dalam sunnah, barulah digunakan Ijmak.

10/27/2015

Metode KTSP dan Fungsinya



BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.    Pengertian Metode KTSP dan Fungsinya
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.[1]
Menurut Hilda Taba dalam Nasution mengemukakan bahwa pada hakikatnya kuri

Kerajasama Guru Dalam Membina Akhlak

BAB II
KERJA SAMA GURU  DALAM MEMBINA
AKHLAK SISWA
  A.    Pengertian Kerja Sama dan Perannya dalam Membina Akhlak Siswa
Sekolah merupakan lembaga Pendidikan Formal yang merupakan kelanjutan pendidikan orang tua dirumah tangga. Dalam hal ini anak akan terjamin pertumbuhan dan perkembangan dirinya, karena adanya pengawasan dan pengontrolan dari orang tua dan guru yang lebih memahami dan mendalami jiwa anak, sehingga anak tumbuh dan berkembang dengan baik dan menjadi anak yang berakhlak  mulia yang sesuai dengan ajaran Islam.

Pembelajaran Agama Islam



BAB II 
PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA 
A.    Dasar dan Tujuan PAI
   1. Dasar  Pendidikan Agama Islam
Menurut Ahmad D. Marimba dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam mengartikan pendidikan Agama Islam adalah: "Usaha yang dilahirkan secara sadar berupa bimbingan, asuhan dan didikan terhadap anak didik agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam sebagai kebutuhan hidupnya yang pancasilais dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa."[1]
Dasar pendidikan agama Islam adalah Al-Qur’an yang memberi pandangan hidup bagi manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat, Pendidikan Islam tidak mungkin dapat di bicarakan tanpa mengambil Al-Qur’an sebagai rujukannya. "Tiga sumber yang harus digunakan secara hirarkis, yaitu Al-Qur'an, Al-Hadits dan Ijmak, namun Al-Qur’an harus didahulukan"[2]. Apabila suatu ajaran atau penjelasannya tidak ditemukan di dalam Al-Qur’an, maka harus dicari di dalam Sunnah, apabila tidak juga ditemukan di dalam sunnah, barulah digunakan Ijmak.

Pengembangan Materi Pembelajaran Aqidah Akhlak



BAB II 
GURU AGAMA DAN PENGEMBANGAN MATERI
PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK

A.    Pengertian dan Fungsi Guru Agama
1.    Pengertian Guru
Guru menurut bahasa adalah “orang yang mengajar”.[1] Sedangkan pengertian guru menurut istilah adalah “pendidik dan pengajar pada pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah”.[2] Selanjutnya secara legal formal yang dimaksud dengan guru adalah “sesiapa yang memperoleh Surat Keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan tugasnya, dan karena itu ia memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dilembaga pendidikan sekolah”.[3]
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 (Undang-undang Tentang Guru dan Dosen) menyebutkan bahwa guru adalah “pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik”.[4]

Tujuan Pembelajaran Agama

BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.    Tujuan Pembelajaran Agama
Pendidikan Agama Islam, sebagai sebuah pogram pembelajaran diarahkan pada aqidah dan ketaqwaan, serta prilaku yang bersifat Islami dalam kehidupan sehari-hari. Maka dada prinsipnya mempelajari ilmu Agama di SMP adalah membekali siswa kemampuan berbagai cara mengetahui dan suatu cara mengerjakan yang dapat membantu siswa untuk memahami alam beserta isinya secara mendalam, serta untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan tentang ajaran pokok Agama Islam dan mengamalaknnya dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki pengetahuan yang luas tentang Islam.
Sebagaimana dikemukakan dalam Pedoman Pengembangan Silabus Kurikulum Pendidikan

Pengertian dan KTSP



BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.    Pengertian dan Latar Belakang KTSP
1.      Pengertian KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah :
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. [1]

Kumpulan Artikel Pendidikan: Pengantar

Kumpulan Artikel Pendidikan: Pengantar