11/25/2015

Hakikat Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran



 Hakikat Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran

Dalam kegiatan pendidikan, kita melihat adanya unsur pergaulan dan unsur lingkungan yang keduanya tidak terpisahkan. Pergaulan merupakan unsur lingkungan yang turut serta mendidik seseorang, pergaulan semacam itu dapat terjadi dalam keluarga, berkumpul dengan teman-teman sebaya, dan bertempat tinggal dalam suatu lingkungan kebersamaan dikota maupun di desa dan dimana saja.
Zakiah daradjad mengatakan lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak. Sejauh manakah seseorang berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya pendidikan kepadanya.[1] Pendidikan yang sangat mudah didapatkan yaitu melalui lingkungan sosial.

Lingkungan sosial merupakan kumpulan dari pada individu dan saling berinteraksi dalam lingkungan. Sebagaimana yang dikemukan oleh Abu Ahmadi memberikan pengertian lingkungan sosial sebagai “unit sosial yang terdiri dari beberapa individu-individu mempunyai status atau peran tertentu dan dalam unit sosial tadi berlakulah serangkaian norma-norma yang mengatur tingkah laku kelompok”.[2]
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial adalah kumpulan dari individu yang mempunyai status dan peran tertentu dan saling berinteraksi dalam lingkungan tersebut berdasarkan norma-norma yang berlaku. Jadi yang menjadi kunci dalam lingkungan sosial adalah hubungan interaksi diantara anggota kelompok tersebut.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa lingkungan sosial adalah bentuk hubungan manusia yang satu dengan manusia yang bertempat tunggal dan berinteraksi sesamanya dalam kelompok tersebut. Selain lingkungan sosial ada lingkungan lainnya yaitu lingkungan alam seperti benda-benda ciptaan yaitu seperti bulan, bintang, matahari, laut, gunung dan benda-benda lainnya peserta didik dapat merasakan betapa luasnya alam ciptaan Allah. Dengan cara mengamati benda-benda tersebut. Hasil dari pengamatan benda-benda ini peserta didik makin kagum akan kebesaran Allah dengan berbagai ciptaan-nya.
Dalam hubungan dengan hal tersebut ramayulis mengatakan bahwa : lingkungan alam dapat di bedakan tiga alam lingkungan yaitu :
1).  Alam Lingkungan Terbuka
Yang dimaksud dengan alam lingkungan terbuka ialah alam itu sendiri tanpa kehadiran “manusia” dimana anak dapat mengenal dan menikmati alam sehingga ia dapat melihat, merasakan dan menikmati keagungan Allah. Anak dapat menemukan sesuatu yang baru dari kehidupan makhluk Allah untuk bersyukur kepada-nya.  


2).   Alam lingkungan sejarah atau peninggalan sejarah
       Alam tersebut berupa tempat-tempat bersejarah maupun peninggalan sejarah. Dari alam lingkungan sejarah ini dapat memperoleh pengajaran sehingga peserta didik memperoleh nilai-nilai baru bagi dirinya.
3).   Alam lingkungan manusia
       Alam lingkungan manusia, disini dimaksudkan dengan masyarakat, dari mulai yang terkecil (keluarga) hingga lingkungan pendidikan. Pengaruh masyarakat  terhadap anak sangat besar. Terutama pengaruh lingkungan keluarga. Pengaruh yang beraneka ragam karena keanekaragaman masyarakat tidak selalu menguntungkan anak.[3]
Berdasarkan kutipan diatas dapatlah dipahami bahwa lingkungan alam tersebut merupakan sumber untuk memperoleh pendidikan bagi anak. Hal tersebut dapat dilakukan dalam lingkungan masyarakat.
Selanjutnya pembalasan dijelaskan tentang media Zakiah Daradjad memberikan pengertian media adalah sumber belajar dan dapat juga diartikan dengan manusia dan benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.[4] Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui pergaulan.
Pergaulan sehari-hari yang dilakukan seseorang dengan orang lain adakalanya setaraf usianya, ilmu pengetahuannya dan sebagainya, dan ada kalanya teman sepergaulan lebih rendah atau lebih tinggi di bidang tertentu. Di dalam pergaulan sehari-hari tentu adanya terjadi interaksi sosial antara individu yang satu dengan yang lain atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok dan di dalam interaksi itu tentunya tidak lepas adanya saling mempengaruhi.
Pada umumnya kita telah mengetahui bahwa anak-anak semenjak dilahirkan sampai menjadi manusia dewasa, menjadi orang yang dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri dalam masyarakat, harus mengalami perkembangan. Baik atau buruknya hasil perkembangan anak itu terutama bergantung pada pendidikan (pengaruh-pengaruh) yang diterima anak dari berbagai lingkungan pendidikan yang dialaminya.
Dengan demikian pendidikan dalam lingkungan keluarga sangat penting bagi tiap-tiap anak yang nantinya akan terjun kedalam masyarakat sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab akan kewajiban sebagai anggota masyarakat. Berhasil baik atau tidak pendidikan disekolah bergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan didalam keluarga. Pendidikan keluarga adalah dasar dari pendidik anak selanjutnya. Betapa pentingnya pendidikan dalam lingkungan keluarga bagi perkembangan anak-anak menjadi manusia yang berpribadi dan berguna bagi masyarakat.  
Dengan demikian semakin jelas bahwa lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak. Oleh karena itu lingkungan tersebut merupakan media pendidikan bagi anak.  


[1]  Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), hal. 78
[2]  Zakiah Daradjad, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi askara, 2009) hal. 
² Ramayulis, Ilmu Pendidkan Islam, (Jakarta, Kalam Mulia, 2008) hal. 26
³ Zakiah daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam..., hal. 80